Pelet Gendam Pancer

Ilmu pelet paling manjur Gendam Pelet Pancer

Gendam Pelet Pancer merupakan sebuah ilmu ilmu pelet yang dapat digunakan untuk mempengaruhi orang yang kita tuju agar tumbuh rasa cinta rasa sayang kepada kita dari jarak jauh. Gendam Pelet Pancer merupakan sebuah ilmu pelet yang bersal dari leluhur tanah Cirebon, ilmu pelet ini juga di yakini oleh beberapa orang tua di Cirebon memiliki kahsiat yang sangat manjur.

Untuk anda yang sering mengalami rasa kurang percaya diri atau mlinder ketika bertemu dengan pujaan hati,jangan lah bersedih  bisa jadi ilmu Gendam Pelet Pancer menjadi sebuah solusi untuk anda. Kemanjuran dari ilmu ini akan terlihat nyata sebanding dengan keihlasan niat kita, mohon jauhkan rasa egois, ingin menang sendiri, apa lagi rasa dendam kepada orang yang kita maksud.

Berikut ini ilmu pelet Gendam Pelet Pancer yang terbukti paling manjur :

Asyhaduallaillaha illallah waasyhaduanna Muhammadararulullah 3 x
Bismillahi rahmanirahim. Teka idep, teka madep. Teka pangleng, teka puyeng,teka
welas,teka asih. Yasira pangeran ingsun, aja lunga saking pangkon,  ingsun
Duduh ngejok-ngejok bumi.(lalu kita hentakan kaki ke bumi sebanyak tiga kali) Ngejok hatine….. (ucapkan nama orang yang kita maksud ) Nyen lagi turu Gageh Tangiah,  yen wis tangi, Gageh mereka,ma dep maring badan ingsun. Laillahaillah…

Cara mengamalkan Ilmu pelet Gendam Pelet Pancer :

Ilmu pelet ini paling manjur jika anda seblumnya melakukan ritual puasa ngebleng dilakukan selama tiga malam.selama melakukan ritual puasa mantra ilmu pelet di baca sebanyak di baca tiga kali.
Sebelum melakukan puasa ngebleng di usahakan mandi dengan menggunakan kembang setaman terlebih dahulu.
Ilmu pelet ini akan sangat manjur jika dibaca pada waktu tengah malam, dengan menghadapkan wajah kearah rumah orang yang kita kehendaki.
Baca mantra tersebut sambil membayangkan wajah orang yang hendak kita pengaruhi.

Khasiat ilmu pelet Ilmu Gendam Pelet Pancer
Ilmu plet Gendam Pelet Pancer terbukti paling manjur untuk mempengaruhi orang dari jarak jauh. Agar tumbuh rasa cinta dan sayang kepada kita.

Hijib Hikmah

Bissmilahirrohmanirrohim
I. Ilaa hadhrotin nabiyyil Musthafaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wassalama wa'alaa aalihii wa-ashhabihii  wa-azwaajihii wa dzuruyyatihii wa-ahli baitihii syai-un lillahi lahum Al-fatikhah.......

II. Tsuma ilaa hadhroti jamii'al anbiyaa-i wal-mursaliina wa-malaa-ikati wa-ilaa hadhrati saadaatinaa Abii Bakrin wa'Ummar wa'Ustman wa'Aliyyin wa thalhata wa sa'din wa sa'iidin wa'Abdir rahmaninbi'aufin wa Abii'Ubaidata'Aamir ibnil jaraahi wa zubair ibnil 'Awaami. Wa ilaa arwahii a-immatil arba'atil mujhahidiina wa muqaliidiihiim fii-diini wal'ulamaa-il'aamiliina wal-fuqahaa-i wal muhadditsiina wal qurra-i wal mufassiriina was-saadaatih shuufiyyati tsummal muhaqqiqiina ilaa arwahi jamii'il auliyya-i lillaahi ta'aalaa min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa fii barriha wabahrihaa min yamiinihaa ilaa syimaalihaa syai-un lillaahi'lahum Al-fatikhah......

III. Tsumma ilaa hadhrati ahli salaasilati haadzihil asmaa-il hikmati bijaahihim indaka ajma'iina wakhushuushon ilaa hadhrati sayyidi balyabni malkaani abul'abbaasi hadhir'alaihis-salaamu wa ilaa hadhrati sayyidinaa wamaulana sulthonil auliyaa-i wa-immamil'ulama-il quthbir rabbaanii sayyidisy-syaikhi muhyidin abdil qaadiril jillanii qaddasalloohu ta'aalaa asraarahum wanawwaro dharaa-ihahum wazid qadrahum wa-addi'alainaa min barakatihim wakaramatihim wasyfa'atihim fii ahwaalina wa-ummuriina wanafa'anallaahu bihim wabi'ulumihim fid-daaraini ajma'iinaa syai-un lillahi lahum Al-fatikhah......

IV. Tsumma ilaa arwaahi aabaa-iinaa wa-ummaahatiinaa wa-jaddinaa wa-jaddtinaa wa-jamii-i masyaayihinaa wa-mu'aliiminaa wa-asaatidziinaa wa-jamii'il muslimina wal-muslimaati wal-mu'miniina wal-mu'minaati al-ahya-i minhum wal-amwatii wa-ilaa jamii'i man lahuu laqqun'alainaa syai-un lillahi lahum, Al-fatikhah......

V. Wa-ilaa man ajaazanii...............wa-shuulihii wa-furuu'ihii wa-ahli silsilati wal-aakhidziina minhu syaai-un lillahi lahum, Al-fatikhah......

Setelah selasai  tawasul dilanjutkan membaca :
1. Surrah Al-ikhlas sebanyak 7X ( tujuh kali )
2. Surrah An-Naas sebanyak 3X ( Tiga kali )
3. Surrah Al-Falaq sebanyak 3X ( Tiga kali )
4. Surrah Al-Fatikhah sebanyak 1X ( Satu kali )

HIZIB HIKMAH

Bissmilahirrohmanirrohim
Yaa Allahu Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu Yaa 'Azhiimu Yaa Rabbal'Aalamiina ( dibaca 13 kali )
Illahi anta maqshuudii wa-ridhokaa mathluubii ( dibaca 13 kali )
Wa-ufawwidhu amrii ilallaahi ( dibaca 13 kali )

Cara mengamalkan Hizib Hikmah

1. Hizib hikmah diwiridkan selama 7 hari
2. Waktu baca Hizib dilakukan pada saat tengah malam dalam keadaan suci baik badan, pakaian dan tempatnya.
3. Tempat dan waktu membaca hizib hikmah harus tetap sama
4. Setelah mengamalkan hizib hikmah selama 7 hari selanjutnya tidak usah dibaca tengah malam lagi,silahkan di baca setiap selesai sholat lima waktu
Yaa Allahu Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu Yaa 'Azhiimu Yaa Rabbal'Aalamiina
Illahi anta maqshuudii wa-ridhokaa mathluubii Wa-ufawwidhu amrii ilallaahi

Khasiat Hizib Hikmah
Keutamaan khasiat hizib hikmah adalah untuk keselamatan, dan mengatasi segala hal permasalahan baik disaat dalam persidangan dan lain-lainnya.

Riyadhoh Ilmu Laduni

Dalam kitab Manba’u Usulil Hikmah hal 243 Di dalam Bab Jaljalut Qubro dalam Bait yang ke 144 ( Jaljalut ada 2 macam : 1. Jaljalut Sugro 60 Bait 2. Jaljalut Qubro 360 Bait masing2 Bait mempunyai Asror2, Manfaat & Khasiat tersendiri )

Diterangkan di dalam bab tersebut berkata Syeikh Ahmad Ibni Ali Al-Buuny “ Apabila anda menginginkan Ilmu Ladunny yang di ajarkan langsung oleh Sayyid Anyail A.S ( Sayyid Anyail merupakan Khodam Golongan Atas yang di wakilkan Alloh pada hari Jum’at ) , maka inilah tata caranya :
1.Berpuasa 7 hari yang di mulai hari Selasa
2.Berpuasa dengan berbuka tidak makan makanan yang bernyawa
3. Membaca Bait Jaljalut di bawah ini 70 x setiap Ba’da Fardu dan 756 x Setiap tengah malam dan inilah Baitnya :
BI DZO I DZUHURIL ISMI AS ALU DZOHIRON FA YA DZOHIRU IDZHIR LIYAL
UMURO IDZA KHOFAT
4.Senantiasa menjaga Wudhu
5. Waktu kosongnya di isi membaca, Sholawat dan Al-qur’an

Apabila anda melaksanakan tata cara di atas, di hari ke 7 senin malam selasa akan hadir di hadapan anda seorang Khodam Yg bernama Sayyid Anyail A.S Yang akan mengajarkan langsung Ilmu2 dari alam Ghaib dengan langsung hafal dan mengerti terhadap ilmu2 itu,Dan anda akan mendapatkan berbagai macam dari kebaikan2 dan keberkahan2. Tapi peringatan jangan coba2 anda melakukan Ma’siat dengan sengaja,Maka khodam Sayyid Anyail tidak akan menemui anda lagi baik di dalam mimpi maupun Langsung.
Khodam Sayyid Anyail akan berwujud seperti Ulama’ Besar dengan kepala di ikat Imamah
warna Perak dan memakai jubah Putih pada Jidatnya ada satu permata yg mengeluarkan cahaya pelangi yg menyilaukan Mata, Suara Khodam tersebut sangat berwibawa dan mengalirkan hawa yang sangat sejuk pada seluruh tubuh, tapi kalau si pemegang ilmu ini bermaksiat dia akan mendengar langsung bukan mimpi suara Sayyid Anyail A.S lebih keras dari suara petir yang paling keras sekalipun .
Di dalam Bait Jaljalut ke 144 ini terletak Rahasia Huruf Dzo dan Asmaul Husna Adz
Dzohiru Bait di atas tadi sangat banyak sekali manfa’at nya di antaranya apabila anda ingin mengetahui perkara2 yang sulit, Bacalah bait tadi 103 x sebelum tidur selama 3 malam , maka perkara anda akan terlihat di dalam mimpi dengan jelas apa solusi masalah anda, apa yg akan terjadi dengan perkara yg sedang anda hadapi.
Apabila Bait tsb di tulis pada kayu gaharu dengan memakai pena dari bulu qunfud ( Landak)
dan darahnya di pakai tintanya, kemudian kayu tersebut anda pendam di rumah yg dzolim maka di rumah itu akan selalu di ganggu oleh para jin hawwam yg menggangu
Apabila Bait tersebut di tulis pada kertas lalu di kalungkan pada Anak2 maka anak 2 tsb tidak akan sakit-sakitan ( Ririwit, Rewel )

Apabila Bait tersebut di tulis pada logam timah kemudian di letakkan pada sebuah rumah, maka keluarga rumah tersebut akan bercerai berai Dan bagi bait ini mempunyai Kholwatnya apabila anda ingin menarik Khodamnya inilah tata caranya :
1. Berpuasa 41Hari Yang di mulai hari selasa
2. Berbuka tidak memakan makanan Yang bernyawa
3. Membaca Asma’ Adz Dzohir tiap Fardu 1106 x
4. Membaca Bait di atas Tiap Malam 300 x dan Azimah di bawah ini 300 x
Inilah Azimahnya :
Bismillahirrohmanirrohim Dzoharot qudrotuka allohumma fil afaqi as aluka allohumma bima auda’tahu anbiyaika wa auliayaika minal ‘ulumil laduniyyati an tadzharo li sirron min sirrika wa nuron min nurika atasorrufu bihi ‘ala ma turidu fima turidu hayyan hayyan ya Dzo I hatta aroka wa ukhotibuka wa takunu aunan li fi qodoi hawaiji bihaqqil wahidil qohhari wa bi alfi alfi la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzimi wa sollallohu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa sohbihi wa sallam.

Setelah sempurna 41 Hari akan hadir di hadapan anda yang akan meminta anda saling berjanji bahwa dia akan membantu anda pada hajat apa saja yg anda inginkan, dan anda berjanji akan menjaga Batasan2 nya 

Mengolah Rasa Ilmu Kebatinan

Dalam proses mengolah kekuatan olah rasa ilmu kebathinan banyak diproseskan kegiatan-kegiatan yang panjang dan membosankan, seperti proses puasa (puasa mutih, ngrowot, ngebleng, pati geni), menyepi, proses prihatin dan tirakat, semadi / meditasi, tapa brata, pembacaan amalan / doa olah rasa ilmu kebathinan, dsb. Seringkali proses-proses tersebut dianggap hanya sebagai keharusan / formalitas ilmu, dan tidak banyak orang yang dapat merasakan manfaatnya secara langsung, karena tidak banyak orang yang dapat mengukur kekuatan olah rasa ilmu kebathinan yang telah dicapainya.

Akibatnya, mereka yang mempelajari olah rasa ilmu kebathinan, terutama kalangan muda, akan membelokkan perhatiannya untuk tidak menekuni olah kekuatan olah rasa ilmu kebathinan, tetapi menekuni ilmu-ilmu olah rasa ilmu kebathinan saja, seperti ilmu-ilmu untuk kekuatan / kesaktian (kanuragan), pengasihan, pelet, pelaris dagangan, pengobatan gaib, dsb. Pelajaran ilmu-ilmu itu memang lebih menyenangkan, dapat segera dilihat hasilnya, dan dapat dipraktekkan / dipertunjukkan kepada orang lain. Dengan demikian kemudian mereka berbelok menjadi menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam saja, termasuk ilmu gaib yang berlatar belakang olah rasa ilmu kebathinan atau agama dan tenaga dalam. Tujuan dalam mempelajari ilmu gaib penekanannya merupakan langsung pada hasil yang ingin dicapai, yakni keberhasilan dalam menguasai dan mempraktekkan ilmu-ilmu gaib tertentu sesuai tujuannya berilmu, bukan untuk mengoptimalkan potensi diri atau mengolah olah rasa ilmu kebathinan, juga dalam pembelajarannya tidak diperlukan filosofi-filosofi olah rasa ilmu kebathinan untuk membentuk kerohanian / olah rasa ilmu kebathinan pelakunya.

Dengan kata lain, ilmu gaib merupakan jenis ilmu terapan, yakni ilmu yang tujuan mempelajarinya merupakan untuk langsung bisa mempraktekkan kegaiban, untuk langsung bisa meproseskan perbuatan-perbuatan gaib, dengan mengamalkan mantra-mantra atau amalan gaib. Jenis keilmuan ini tidak dijalani dengan proses olah rasa ilmu kebathinan seperti yang diproseskan oleh orang-orang olah rasa ilmu kebathinan, walaupun ada juga prosesnya yang mirip, tapi tidak persis sama. Kebanyakan jenis keilmuan ini diproseskan orang sebagai jalan pintas untuk bisa cepat memiliki kemampuan gaib dan langsung mempraktekkannya, dengan hanya menghapalkan dan mewirid mantra / amalan gaib. Karena tujuannya merupakan bukan untuk mengolah potensi olah rasa ilmu kebathinan dan proses yang dijalani juga tidak persis sama dengan proses olah rasa ilmu kebathinan, maka jenis ilmu gaib dan ilmu khodam ini tidaklah sama dengan ilmu olah rasa ilmu kebathinan. Kepekaan rasa dan batin, peka sasmita / wangsit, kekuatan olah rasa ilmu kebathinan / spiritual, dsb, yang bisa mengantarkan seseorang menjadi mumpuni dalam hal olah rasa ilmu kebathinan dan kegaiban, linuwih dan waskita, dan kekuatan sukma yang mampu berkuasa atas roh-roh gaib tanpa perlu bantuan khodam, tidak akan dicapai dengan menjalani keilmuan ini.

 Dalam keilmuan gaib dan khodam ada juga mantra-mantra seperti dalam ilmu olah rasa ilmu kebathinan yang terkait dengan pendayagunaan roh sedulur papat sebagai khodam bagi seseorang. Tetapi ilmu itu hanya akan bekerja jika sedulur papat seseorang sudah cukup kuat, sehingga bisa menjadi khodam baginya. Pada masa sekarang kondisi kuatnya sedulur papat itu, sekalipun seseorang mengikuti perkumpulan olah rasa ilmu kebathinan, kelihatannya akan sulit dicapai, karena pembelajarannya dan orientasi pesertanya sudah banyak berubah, tidak lagi berorientasi pada proses memperkuat olah rasa ilmu kebathinan, tetapi mengarah pada keinginan untuk menguasai ilmu gaib saja, yang di Jawa bisa mewujud dalam bentuk aliran ilmu gaib kejawen atau aliran Islam kejawen. Karena itu kegaiban yang kemudian bekerja bukanlah berasal dari sedulur papatnya, tetapi dari khodam yang dibekalkan kepada masing-masing pesertanya.

Pada jaman dulu orang mengikuti perkumpulan olah rasa ilmu kebathinan seperti yang sekarang dikenal seperti Sapto Darmo, Pangestu, dsb, bukan semata-mata sebagai olah keilmuan olah rasa ilmu kebathinan, tetapi merupakan proses ketuhanan, sehingga para peserta yang menekuninya bisa memiliki olah rasa ilmu kebathinan yang kuat. Sedangkan pada masa sekarang orang sudah menganut agama sendiri-sendiri, sehingga kepengikutannya dalam perkumpulan-perkumpulan kejawen seperti itu tidak lagi ditekuni dengan semestinya, bukan lagi menjadi sarana proses ketuhanan, tetapi mengarah pada keinginan atas keilmuan gaib saja. Akibatnya para pesertanya tidak lagi memiliki kekuatan olah rasa ilmu kebathinan yang tinggi seperti yang seharusnya. Karena itu prosesnya kemudian bukan lagi untuk olah olah rasa ilmu kebathinan, tetapi mengarah pada keilmuan gaib saja, dan kekuatan gaibnya, walaupun juga ada menggunakan mantra-mantra sedulur papat, tetapi yang bekerja bukanlah sedulur papatnya, tetapi merupakan khodam ilmu yang dibekalkan kepada masing-masing pesertanya.

Orang-orang yang menjalani ilmu gaib dan ilmu khodam juga bisa peka rasa dan mengerti kegaiban, dan memiliki kekuatan gaib, tetapi kebanyakan kadarnya rendah, hanya akan sama dengan tingkatan dasar dalam olah olah rasa ilmu kebathinan. Kelebihan utama ilmu gaib dan ilmu khodam merupakan pada usaha yang lebih mudah dalam mempelajarinya, yakni dengan hanya menghapalkan dan mewirid mantra / amalan ilmu gaib saja. Dalam tempo yang relatif singkat orang akan sudah bisa mempraktekkan kemampuannya dalam keilmuan gaib dengan hanya mengamalkan amalan dan mantra dan khodam ilmu yang dibekalkan kepada mereka. Sebenarnya, ilmu gaib dan ilmu khodam merupakan bagian dari ilmu olah rasa ilmu kebathinan, yakni bagian dari ilmu olah rasa ilmu kebathinan yang menekankan pada kekuatan sugesti (disebut ilmu sugesti, yakni praktek ilmu yang menekankan pada kemampuan bersugesti pada kekuatan pikiran, atau kekuatan mengsugesti amalan gaib dan mantra dan kekuatan mengsugesti khodamnya).

Dalam mengamalkan ilmu-ilmu tersebut juga digunakan kekuatan / fokus batin untuk mengsugesti amalan-amalan gaib dan mantra dan untuk mengsugesti kegaiban khodamnya. Tetapi biasanya tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam merupakan murni untuk keberhasilannya mempraktekkan keilmuan gaib, bukan dalam rangka olah proses olah rasa ilmu kebathinan atau spiritual, walaupun berlatar belakangkan olah rasa ilmu kebathinan atau agama. Ada juga pada masa sekarang perguruan dan orang-orang yang mengajarkan ilmu persilatan dan keilmuan gaib. Sekalipun juga mengajarkan kerohanian / agama dan tenaga dalam, tapi tidak mengajarkan olah batin untuk mengolah kegaiban sukma. Dalam hal ini perguruan tersebut tidak termasuk sebagai aliran / perguruan olah rasa ilmu kebathinan, tetapi tergolong sebagai perguruan silat saja, atau perguruan ilmu gaib dan ilmu khodam saja, walaupun berlatar belakangkan olah rasa ilmu kebathinan atau agama dan tenaga dalam.

 Tujuan utama orang-orang yang menekuni olah rasa ilmu kebathinan merupakan murni untuk proses olah rasa ilmu kebathinan atau untuk kesaktian kanuragan, bukan untuk tujuan keilmuan gaib, tetapi kegaiban sukma mereka yang berasal dari penghayatan olah rasa ilmu kebathinan itu juga bisa digunakan untuk tujuan keilmuan gaib. Di antara mereka juga ada yang berkecimpung di bidang keilmuan kesaktian. Mereka juga menekuni olah kanuragan, tenaga dalam, dsb, dan setelah kegaiban sukma mereka disatukan dalam keilmuan kesaktian mereka, menyebabkan kekuatan keilmuan mereka menjadi tinggi. Kekuatan keilmuan gaib pada orang-orang tersebut terutama merupakan berasal dari kegaiban sukma mereka sendiri, ditambah dengan olah kanuragan, tenaga dalam, dan kekuatan sugesti ilmu gaib dan khodam. Sedangkan tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam biasanya merupakan murni untuk keberhasilan menguasai / mempraktekkan keilmuan gaibnya itu, bukan dalam rangka proses olah rasa ilmu kebathinan dan spiritual.

Dengan demikian ilmu gaib dan ilmu khodam ini bersifat ilmu terapan yang menekankan pada keberhasilan prakteknya. Sekalipun dalam pembelajarannya berlatar belakang kerohanian atau agama dan tenaga dalam, tetapi kekuatan keilmuan gaib mereka terutama hanya dari kekuatan sugesti mereka pada amalan gaib dan mantra dan kekuatan mereka mengsugesti kegaiban khodamnya. Karena perbedaan-perbedaan dasar itulah maka dalam tulisan ini diproseskan pembedaan antara keilmuan yang berdasarkan olah rasa ilmu kebathinan dan spiritual dan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam. Sekalipun diproseskan pembedaan, secara sepintas perbedaan ilmu gaib dan ilmu khodam dengan ilmu olah rasa ilmu kebathinan akan kelihatan sangat tipis, karena semuanya berhubungan dengan kegaiban, dan karena di dalamnya juga ada mantra-mantra atau amalan-amalan gaib, puasa dan tirakat, maka pengertian dan istilah olah rasa ilmu kebathinan, spiritual, ilmu gaib dan ilmu khodam, seringkali dianggap sama, walaupun sifat dasar keilmuannya berbeda. Tetapi ada satu hal pokok yang menyebabkan keilmuan olah rasa ilmu kebathinan berbeda dengan yang murni berupa ilmu gaib dan ilmu khodam, yakni :

 Pada orang-orang yang menekuni olah olah rasa ilmu kebathinan, sugesti olah rasa ilmu kebathinan mereka lebih ditujukan "ke dalam" (ke dalam batin sendiri), berupa penghayatan olah rasa ilmu kebathinan yang juga menyentuh relung batin yang paling dalam, jiwanya, sukmanya, sehingga proses proses mereka "membangunkan" inner power, yakni kekuatan dari batin, jiwa, sukma, yang setelah dijalani dengan olah olah rasa ilmu kebathinan menjadikan kekuatan sukma dan olah rasa ilmu kebathinan mereka tinggi. Dan kekuatan kegaiban sukma mereka jelas berbeda dibandingkan orang-orang lain yang tidak menekuni olah rasa ilmu kebathinan. Sedangkan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, sugesti olah rasa ilmu kebathinan mereka lebih banyak ditujukan "ke luar", yakni difokuskan untuk mengsugesti amalan-amalan dan mantra ilmu gaib dan mengsugesti kegaiban khodam mereka, sehingga tidak membangun apa yang ada "di dalam", yakni kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Walaupun proses proses mereka itu juga menambah kekuatan sukma mereka, tetapi tidak banyak. Karena adanya perbedaan pokok di atas itulah, maka sekalipun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut keilmuan mereka sebagai ilmu batin atau ilmu olah rasa ilmu kebathinan, tetapi fakta-fakta di bawah ini akan membuktikan apakah keilmuan mereka benar merupakan ilmu batin / olah rasa ilmu kebathinan.

Jika tidak memiliki amalan ilmunya, atau tidak membacakan amalan ilmunya, atau lupa dengan amalan ilmunya, orang-orang yang menekuni olah rasa ilmu kebathinan tetap dapat meproseskan keilmuan gaib mereka dengan mengandalkan kemampuan mengsugesti kegaiban batin / sukma mereka (kekuatan niat dan kehendak), dan orang-orang yang menjalani keilmuan tenaga dalam tetap dapat menunjukkan kekuatan tenaga dalamnya. Sedangkan para praktisi ilmu gaib, kekuatan ilmunya ada pada kekuatan mengsugesti amalan ilmu dan mantra, sehingga tanpa amalan ilmu atau lupa mantranya seringkali mereka tidak dapat berbuat apa-apa (apa yang harus disugestikan kalau tidak punya amalannya atau lupa bunyi mantranya). Namun praktisi ilmu gaib berkhodam (dan yang memiliki khodam ilmu / pendamping), tanpa amalan ilmunya atau lupa pada mantranya, kemampuan gaibnya akan tergantung pada khodamnya apakah khodamnya itu akan tetap berinisiatif bertindak walaupun tidak dibacakan amalan ilmunya. Jika khodamnya itu tidak berbuat apa-apa, maka mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.

 Masing-masing amalan gaib dan mantra memiliki sifat dan latar belakang sendiri-sendiri, apakah bersifat olah rasa ilmu kebathinan ataukah hanya bersifat kekuatan mantra saja. Untuk lebih menjamin keampuhannya maka dalam mengamalkan sebuah amalan gaib kita harus bisa menentukan apakah harus murni menekankan kekuatan mengsugesti mantra / amalan gaib, ataukah harus dengan mengsugesti olah rasa ilmu kebathinan kita sendiri (menggerakkan kekuatan olah rasa ilmu kebathinan), ataukah amalan itu harus langsung ditujukan kepada khodam ilmu / pendamping. Dalam mengamalkan suatu amalan gaib, minimal ada 2 macam pendekatan sugesti dalam meproseskannya : Yang pertama merupakan sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam. Dengan model pendekatan ini sugestinya ditekankan pada bentuk dan bunyi amalan gaibnya, sehingga kalau amalan gaibnya salah, atau membacanya salah bunyinya, seringkali kegaibannya tidak bekerja, atau sekalipun ilmunya bekerja, biasanya tidak besar kegaibannya, apalagi kalau lupa mantranya.

 Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam mendasarkan kekuatan ilmunya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib dan mantra, sehingga dalam membacakan amalan gaibnya tidak boleh salah, dan tidak boleh lupa dengan bunyi mantranya (apa yang harus diwirid kalau lupa mantranya ? ). (Karena fokusnya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib, seringkali kegaiban yang terjadi tidak diketahui darimana asalnya, dari batinnya sendiri, dari khodam ilmu / pendamping, ataukah dari mahluk halus lain yang datang (juga tidak tahu mahluk halus yang datang itu apa, siapa, dan perwatakannya baik ataukah tidak). Yang dipentingkan merupakan keampuhannya. Selama ilmunya itu bekerja, maka ilmunya itu dan khodamnya akan dikatakan ampuh, begitu juga sebaliknya, jika ilmunya tidak bekerja, maka ilmunya itu dan khodamnya akan dikatakan tidak ampuh). Yang kedua merupakan sugesti olah rasa ilmu kebathinan. Dengan model pendekatan ini sugestinya bersifat "ke dalam", yakni ditujukan ke dalam batin sendiri, kepada sukmanya sendiri, atau langsung ditujukan kepada sosok-sosok gaib tertentu (khodam) yang menjadi tujuan amalan gaibnya.

Dengan cara ini akan terjadi kontak rasa dan kontak batin antara olah rasa ilmu kebathinannya dengan sosok-sosok tersebut, sehingga walaupun bunyi amalan gaibnya salah atau salah membaca amalannya, selama ia bisa bersugesti batin seperti itu, bisa kontak rasa dan batin, maka kegaibannya akan tetap bekerja, karena batinnya atau khodamnya mengerti maksud dan tujuan sugestinya. Dengan sugesti olah rasa ilmu kebathinan, walaupun lupa bunyi amalannya, kita tetap bisa menjalankan ilmunya dengan cara mengsugesti batin kita sendiri, atau sambat saja kepada khodam ilmu / pendamping. (Dengan cara-cara olah rasa ilmu kebathinan kita akan tahu sendiri kegaibannya berasal darimana, apakah berasal dari sukma kita sendiri (roh pancer dan sedulur papat), ataukah dari khodam ilmu / pendamping, khodam keris / jimat, atau dari mahluk halus lain. Jika berasal dari mahluk halus lain kita juga akan tahu apakah perwatakannya baik ataukah tidak). Amalan keilmuan yang bersifat olah rasa ilmu kebathinan sebaiknya kita proseskan dengan sugesti olah rasa ilmu kebathinan untuk mengsugesti sukma kita (roh pancer dan sedulur papat) dan adanya kembangan-kembangan dalam amalan gaibnya akan memperkaya sugesti olah rasa ilmu kebathinan kita.

 Amalan keilmuan yang berbahasa arab diproseskan dengan sugesti ilmu gaib / khodam, tidak boleh salah membacanya, dan tidak boleh lupa bacaan amalannya. Amalan keilmuan kejawen yang bekerjanya menggunakan khodam, dalam membacakan amalannya sebaiknya ditujukan langsung kepada khodamnya itu (atau kepada benda gaibnya). Ilmu-ilmu dalam ilmu olah rasa ilmu kebathinan dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam. Bedanya merupakan pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu olah rasa ilmu kebathinan berasal dari kegaiban sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu olah rasa ilmu kebathinan. Seandainya pun mereka memiliki khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaannya hanya sebagai penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan olah rasa ilmu kebathinannya.

 Sedangkan kegaiban dari ilmu gaib dan ilmu khodam terutama berasal dari kekuatan mengsugesti amalan-amalan, doa dan mantra, atau kekuatan mengsugesti kegaiban khodam ilmunya saja, bukan dari kekuatan olah rasa ilmu kebathinannya dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Dalam mengamalkan suatu amalan ilmu, misalnya amalan ilmu untuk kekuatan, pada seseorang yang menganut ilmu olah rasa ilmu kebathinan, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, dalam penggunaannya orang tersebut masih harus menghayati isi dan arti amalan tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat meproseskan apa yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut. Karena bersifat olah rasa ilmu kebathinan, maka dalam mengamalkannya seseorang harus menghayati isi dan arti suatu amalan ilmu untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat meproseskannya sesuai yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut.

Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut. Jadi yang utama harus dimiliki merupakan kekuatan sukma dan penghayatan dan kemampuan sugesti untuk menggerakkan sukmanya menjalankan ilmu tersebut. Ilmu itu akan bekerja sesuai penghayatan seseorang pada bentuk ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya. Dan sugesti ilmu itu perlu dilatih secara berkala supaya ketajaman / keselarasan sukmanya dengan ilmunya itu tidak melemah. Salah satu kelebihan dalam olah olah rasa ilmu kebathinan merupakan adanya tahapan olah rasa dan sugesti, sehingga seseorang yang sudah menguasai ilmu rasa dan sugesti, maka dia akan dengan mudah mengsugesti batinnya, dan membentuk / menyelaraskan sukmanya sesuai penghayatan pada bentuk ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bunyi mantranya. Dalam olah ilmu gaib dan ilmu khodam juga ada olah rasa, terutama ditujukan pada rasa ketika mengsugesti suatu amalan ilmu gaib. Secara olah rasa ilmu kebathinan, seseorang tidak membutuhkan banyak amalan ilmu, tidak perlu mengkoleksi banyak amalan ilmu, karena yang paling utama merupakan kemampuan sugesti dan pemahaman / penghayatan pada suatu bentuk keilmuan, tidak harus hapal bunyi mantranya, tapi harus tahu isi / sifat bentuk dan tujuan keilmuannya.

Dia juga akan dengan mudah menciptakan ilmu-ilmu baru sesuai pemahaman dari ilham yang didapatnya. Dan bila menemukan / menerima suatu amalan ilmu baru, dia akan dapat mengamalkannya sesuai kemampuannya mengsugesti sukmanya, walaupun tidak memiliki khodam ilmunya. Untuk memperkuat keilmuannya, secara olah rasa ilmu kebathinan orang tersebut harus memperdalam penghayatan dan menguatkan kekuatan olah rasa ilmu kebathinannya dan meningkatkan kepekaan rasa dan kemampuan sugestinya pada bentuk-bentuk keilmuan. Kekuatan ilmunya akan sejalan dengan kemampuannya mengsugesti sukmanya untuk menyatu dalam penghayatan olah rasa ilmu kebathinannya. Untuk maksud itu para penganut olah rasa ilmu kebathinan akan banyak meproseskan perenungan-perenungan, proses tirakat dan puasa, menyepi, semadi, bahkan tapa brata. Amalan tersebut di atas (amalan ilmu yang sama), bila diproseskan oleh orang yang menganut ilmu gaib dan ilmu khodam, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, orang tersebut hanya perlu keyakinan / sugesti bahwa kapan saja ilmu itu diamalkan, ilmu itu akan bekerja.

Orang tersebut tidak mengandalkan kekuatan sukmanya, karena yang bekerja merupakan kekuatan sugesti pada amalan ilmu dan khodamnya, bukan sukmanya, dan tidak perlu tahu arti kalimat-kalimat dalam amalannya, hanya perlu menghapalkannya dan mengsugesti dirinya bahwa ilmu itu akan bekerja kapan saja amalannya diamalkan. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan (konsentrasi) sugestinya dan penyatuan dengan khodamnya. Dalam hal ini penerapan ilmu gaib dan ilmu khodam memiliki kelebihan kepraktisan dalam penggunaannya dibandingkan ilmu olah rasa ilmu kebathinan, tetapi pada saat mempraktekkannya, orang tersebut harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya, tidak boleh lupa. Karena bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam, mantra-mantra hanya akan bekerja dengan baik pada orang-orang yang memiliki kekuatan sugesti pada amalannya dan yang telah menerima transfer energi / khodam ilmunya (diijazahkan).

Bagi yang ingin belajar sendiri, belajar jarak jauh, dan belum memiliki kekuatan sugesti pada amalannya, atau belum menerima khodam ilmunya / transfer energi, dengan usahanya sendiri membaca / mewirid suatu amalan ilmu biasanya tidak akan banyak berguna. Sekalipun ada kegaiban sesudahnya, biasanya tidak besar kekuatannya. Karena itu untuk keberhasilannya penganut ilmu gaib dan ilmu khodam akan banyak bergantung pada sosok guru yang memberi ilmu, dan untuk menambah keilmuannya orang-orang itu akan belajar kepada banyak guru dan akan mengkoleksi banyak amalan ilmu. Contoh lain, misalnya ilmu pengasihan dan penglaris dagangan. Pada orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, mereka akan membacakan / mewirid amalan gaib untuk ilmu pengasihan dan penglaris dagangan itu. Kekuatan ilmunya bergantung pada kemampuan mereka mengsugesti amalan ilmu gaibnya atau mengsugesti kegaiban khodamnya untuk melaksanakan ilmu pengasihan dan penglaris dagangan (ditambah sesaji tertentu untuk khodamnya).

Mereka harus hapal dengan bunyi mantranya (apa yang harus diwirid kalau tidak hapal bunyi mantranya ? ). Pada orang-orang yang menekuni olah rasa ilmu kebathinan, mereka tidak perlu hafal dengan bunyi mantranya (kalau tahu dan hafal mantranya akan lebih baik). Mereka hanya harus mengerti maksud ilmunya dan tahu cara kerjanya. Dengan demikian yang mereka proseskan merupakan mengsugesti sukmanya untuk menciptakan suasana gaib yang teduh dan menyenangkan bagi banyak orang yang menyebabkan orang-orang suka kepadanya, suka datang ke tempat usahanya, mengobrol dan berbelanja. Suasana gaib itu disugestikan memancar dalam radius 5 meter, 10 meter, 100 meter, dsb (seperti penggunaan tenaga dalam murni).

Menerawang Alam Gaib dengan Kekuatan Batin

Melihat gaib secara batin berbeda dengan melihat gaib dengan cakra mata ketiga. Melihat gaib secara batin merupakan melihat gaib dengan mengandalkan ketajaman / kepekaan rasa dan batin (ketajaman indera keenam), ditambah kekuatan kebatinan dan spiritualitas orangnya. Dengan cara ini yang melihat gaib bukanlah mata dan kesadaran kita, tetapi merupakan kepekaan batin kita yang mampu mendeteksi sesuatu yang gaib atau menginderai suasana gaib di sekitar kita. Sedulur papat tidak bergerak keluar tubuh (kecuali disengaja supaya keluar dari tubuh), biasanya cakra mata ketiganya juga belum terbuka. Melihat gaib secara batin, kepada tingkat dasar kalau tidak kuat lama berfokus kepada kepekaan batin, seringkali gambaran gaib yang tertangkap hanyalah sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap akan banyak mengandalkan bisikan wangsit atau ilham dari roh sedulur papatnya.

Kemampuan menginderai atau melihat secara batin ini biasanya terjadi kepada orang-orang yang peka / tajam batinnya, atau kepada orang-orang yang menekuni penghayatan kebatinan atau ilmu-ilmu batin. Orang-orang yang menekuni laku kebatinan tertentu biasanya memiliki batin yang peka, kuat dan tajam, dan memiliki kedekatan dengan roh sedulur papatnya, sehingga orang-orang tersebut mengerti kegaiban, tanggap rasa dan firasat dan peka sasmita. Kepekaan dan ketajaman batin (indera keenam) mereka bersifat umum dalam segala bidang kehidupan, tidak semata-mata ditujukan untuk bisa melihat gaib. Kepekaan dan ketajaman batin mereka bisa digunakan untuk peka rasa terhadap suasana gaib di sekitar mereka berada dan untuk berkomunikasi batin (kontak rasa dan batin) dengan para mahluk gaib yang ada. Komunikasi dan interaksi dengan roh-roh lain (juga dengan roh sedulur papatnya) dilakukan secara kontak batin atau kontak rasa, bukan melalui jalur komunikasi cakra mata ketiga. Untuk keperluan itu orangnya tidak harus melakukannya dengan konsentrasi khusus melihat gaib.

Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya bukan hanya peka untuk mendeteksi keberadaan sesosok mahluk gaib, tetapi juga peka untuk merasakan tanda-tanda alam beserta kegaiban di dalamnya, peka rasa untuk menilai kepribadian orang lain, peka rasa tentang suatu kejadian yang akan terjadi (weruh sak durunge winarah) dan sering mendapatkan firasat / ilham / wangsit tentang suatu kejadian tertentu yang akan terjadi. Kepekaan dan ketajaman batin mereka itu juga dapat untuk mengetahui kegaiban tingkat tinggi, tergantung pencapaian masing-masing orang. Bukan sekedar untuk melihat gaib, kepekaan rasa yang disatukan dengan kekuatan kebatinan juga menjadi kekuatan mereka untuk mengusir roh-roh halus atau untuk menjadikan suatu kejadian gaib. Secara keseluruhan kemampuan mereka melihat gaib itu tergantung kepada kepekaan rasa dan batin mereka untuk menangkap getaran-getaran kegaiban dan menangkap sinyal gaib dari roh sedulur papatnya, tingkat kesatuan sukmanya dan kekuatan sukmanya.

Melihat gaib secara batin tidak mengharuskan adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga. Di situlah kelebihannya, yaitu tidak bergantung kepada adanya komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga, dan tidak harus dilakukan dengan konsentrasi khusus. Melihat gaib secara batin kuncinya merupakan kepada proses awalnya, yaitu kemampuan peka / kontak rasa untuk mendapatkan gambaran awal penglihatan batin dari roh sedulur papatnya. Sesudah mendapatkan gambaran awalnya barulah kita (pancer) fokus batin untuk mempertegas lagi gambarannya. Untuk keperluan itu bisa dilakukan dengan mata terbuka maupun terpejam, yang penting bisa hening peka rasa untuk menangkap informasi gambaran awal dari roh sedulur papat, kemudian ditindaklanjuti dengan pancernya fokus batin kekepada sosok gaibnya untuk menjadikannya gambaran penglihatan gaib yang utuh.

Biasanya, dengan mengedepankan kepekaan batin ini seseorang juga akan mendapatkan informasi yang lain mengenai objeknya, misalnya apakah wataknya baik / jahat, apakah sifat keberadaannya membahayakan, apakah tujuan keberadaannya baik, apakah ada pesan-pesannya, dsb. Karena itu dalam melihat gaib secara batin interaksi batin dengan roh sedulur papat bersifat pokok. Bila kepekaan batin kuat orang akan mudah untuk merasakan suasana gaib di lingkungannya berada, mudah untuk menerima sinyal dari roh sedulur papatnya yang dapat berupa rasa firasat, ide / ilham, tanda-tanda petunjuk, rasa / feeling / intuisi, dan penglihatan / gambaran-gambaran gaib.

Bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya lemah, gambaran gaib yang diterimanya hanya akan berupa sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, tidak jelas, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap akan banyak mengandalkan bisikan wangsit / ilham. Tetapi bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya kuat dan memiliki kemampuan yang baik untuk fokus dengan kepekaan batinnya (tidak dengan pikirannya), gambaran-gambaran gaib itu dapat diperjelas dan dapat diikuti gerakannya.

Ruwatan Kejawen

I. Ruwatan

Kesialan terjadi karena adanya hijab atau dinding yang menyelimuti hati manusia Hati yang  terdindingi menyebabkan pancaran aura gaibnya tertahan. Dan karena dinding itu pula, potensi alamiah yang ada dalam jiwa manusia itu kurang atau bahkan tidak berfungsi.
Agar hati selalu memancarkan nur atau cahaya yang mengantarkan manusia pada posisi yang baik dan selalu beruntung, dapat diupayakan dengan segala aktivitas yang
bertujuan untuk membersihkan hati. Diantara cara itu adalah laku prihatin,semissebagaimana sudah dijelaskan pada bab diatas. Namun ada juga ajaran para leluhur untuk menggugah (membangunkan) hati melalui “mantra” sebagai berikut:

Bismillahir rahmaanir rahiim
Ati–ati siro tangi
Amoco layang puspo kati
Sanyang surya sanyang sasi
Byar padhang badan jasmani
Padang saking kersaning Allah
La ilaha illallah Muhammadar rasulullah.

Doa ini dibaca pagi hari di depan rumah sembari menanti terbitnya matahari dan
sore hari sambil menanti datangnya waktu mahrib. Dan orang-orang tua zaman dulu yang
mengamalkan Doa Padhang Ati ini mengawalinya dengan puasa mutih selama 7 hari.
Mutih adalah tidak makan makanan yang berasal dari mahluk bernyawa/binatang.
Dengan mendahuluinya dengan laku prihatin, sama halnya dengan mempersiapkan
dan memebersihkan wadah atau tempat, dengan harapan isi yang akan masuk itu menjadi lebih bersih. 

II. Ruwatan

Cara membuang sial yang ke-2 ini adalah terapi ala santri. Caranya jauh lebih sederhana, namun terkadang berat jika mengamalkannya secara rutin, yaitu,melakukan perbuatan yang baik secara istikomah, walau itu perbuatan yang kecil.
Semisal, pada hari Jum’at bersedekah. Walau jumlahnya hanya Rp. 1.000,- Ada yang rutin membaca Surat Yasin, Waqiah, melakukan puasa sunnah Senin–Kamis,bershalawat kepada Nabi, dan itu dilakukan setiap hari, dengan tetap menjaga kerutinan dan keutuhannya, termasuk dalam jumlah yang harus diselesaikannya.

Melakukan kebajikan secara rutin atau istiqomah mencerminkan kesungguhan hati dan dapat mengantarkan seseorang pada tingkat karomah (kemuliaan). Perbuatan itu termasuk yang disukai oleh Allah SWT.

Dalam hadist Nabi SAW bersabda: Allah sangat senang kepada seorang hamba yang bila bekerja ia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Dan amal perbuatan yang disenangi Allah adalah yang dilakukan terus-menerus sekalipun kecil (sedikit).”

Banyak orang mencapai keberkahan hidup dan ketika ditanya apakah rahasia sukses yang dipegangnya, ia menjawab: Aku melakukan suatu amalan secara istiqomah. Nah,jika Anda ingin didekati keberuntungan dan dijauhi kesialan, silakan penjelasan ini dikembangkan sendiri. Apakah anda (hanya) mengamalkan sedekah, walau sedikit namun rutin, membaca shalawat Nabi dengan jumlah yang rutin, atau kebajikan lain yang anda yakin dapat merutinkannya. 

Orang yang hidup jauh dari keberuntungan, selalu dirudung kesialan, berdagang bangkrut, bertani diserang hama, jadi nelayan tidak dapat ikan, buka praktek tidak ada pasien, dan segala yang tidak menyenangkan itu, agar dapat keluar dari kesialan itu,hendaknya banyak mawas diri.
Kesialan terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Selain faktor jatah atau ketentuan dari Tuhan, ada juga karena kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan pada masa yang lalu.
Menurut kepercayaan, orang yang didekati kesialan adalah orang yang menjalani hidup secara tidak normal. Diantaranya:

• Durhaka kepada orang tua dan guru.
• Memakan harta anak yatim.
• Merusak ketentraman rumah tangga orang lain.
• Memanfaatkan barang milik umum untuk kepentingan pribadi.
• Menarik harta yang sudah diwakafkan, dan
• Segala hal yang keluar dari garis agama.

Sedangkan hal yang menyebabkan dekatnya seseorang dengan keberuntungan adalah apabila ia melakukan perbuatan yang serba baik. Diantaranya: Berbakti kepada orang tua dan guru, menyantuni anak yatim, menjaga kehormatan dan hak orang lain, berderma bagi kepentingan umum, ikhlas dengan harta yang sudah diwakafkan dan sebagainya.
Idealnya, pembersihan diri hendaknya dilakukan bersamaan antara upaya batin (berupa amalan) dan upaya lahir (tindakan). Dengan demikian, selain rajin puasa, berdoa, harus disertai berbuat yang baik dan menjauhi segala yang dilarang oleh agama. Ritual batin yang tidak diimbangi keinginan merobah prilaku, ibarat baju yang selalu dicuci, namun setiap saat baju itu dikotori dengan tanah.
Konsep apapun, posisinya seperti pil/tablet, yang memberiakan reaksi positif jika disertai dengan keinginan untuk merubah pola hidup lebih baik dan sehat. Ritual apapun jika dilakukan tanpa adanya keinginan untuk memperbaiki diri, ibarat anda mengkonsumsi madu murni, namun jika bersamaan dengan itu anda suka melakukan begadang dan menggunakan obat-obat terlarang, maka madu itu pun tidak ada manfaatnya bagi kesehatan anda. 

Menurut penelitian yang dilakukan, ada energi alam yang terdapat dalam bunga-bungaan yang sangat bagus untuk mencerahkan energi batin manusia.
Penelitian dengan foto aura bahwa orang yang melakukan mandi bunga, cakra-cakra sebagai pusat energi menunjukkan adanya perubahan yang positif. Yaitu, yang semula cakra itu acak-acakan, berubah menjadi sempurna (bundar).
Mandi bunga yang benar dilakukan setelah mandi air garam. Bedanya dengan mandi bunga ala tradisional yang lebih menjolkan unsur mistisnya, mandi bunga secara modern diawali dengan aktivitas melayukan bunga itu pada air. Yaitu, memasukkan berbagai bunga dan menjemurnya pada panas matahari minimal 3 jam. Setelah airnya dingin baru digunakan untuk mandi.
Bunga yang layu itu, energinya akan menyatu dengan air. Nah, energi itulah yang difungsikan untuk penenangan dan mencerahkan cakra-cakra. Karena itu, mitos tentang mandi bunga yang diyakini mampu mendatangkan keberuntungan pun dapat diterima menurut versi ini.

Berdasarkan penelitian, mandi air garam yang secara metafisika diyakini mampu membuang energi negatif dan secara biologis dapat mematikan virus dan bakteri,dilanjutkan dengan mandi bunga, sangat bermanfaat bagi orang yang jiwanya terhalangi oleh energi-energi negatif yang menyebabkan auranya tertutup.
Menurut ilmu metafisika, ibarat tubuh manusia itu besi yang mulai berkarat, mandi air garam berfungsi untuk melarutkan kerak atau karat itu. Sedangkan mandi bunga berfungsi untuk  mengkilatkannya. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal,keduanya harus dilakukan. Untuk sebuah terapi, mandi bunga dan garam dilakukan minimal 3 kali dalam 1 Minggu. 
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com